Program pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan adalah :
pola pertanian yang dikembangkan untuk menciptakan sebuah sinergi/saling
mendukung antara pertanian, peternakan dan perikanan.
Pola yang dikembangkan adalah murni pola organic yang menghasilkan limbah
organik bermanfaat bagi lingkungan.
Limbah yang dihasilkan dari sawah berupa
jerami sangat bermanfaat sebagai bahan pokok pakan ternak. Demikian juga limbah
organik yang dihasilkan ternak sangat bermanfaat untuk bahan dasar pupuk
pertanian atau bahan pokok pakan ikan budidaya.
Dengan begitu akan mnghasilkan siklus makanan yang berkesinambungan antara
pertanian, peternakan dan perikanan. Bila terjadi seperti itu maka banyak
sekali biaya-biaya yang bisa dihindari, seperti salah satunya biaya untuk
pembelian pupuk urea tanpa harus mengurangi jumlah hasil produksi, bahkan
justru akan meningkatkan hasil sampai mendekati dua kali lipat.
Karena hasil produksi meningkat dan biaya bisa ditekan tentu keuntungan akan
makin meningkat, ditambah dengan limbah (jerami/kotoran ternak) yang biasanya
tidak bermanfaat, maka dengan penerapan pola ini, (jerami/kotoran ternak) akan
sangat dibutuhkan dan sangat bermanfaat.
Peternakan
masyarakat di negara kita ini kebanyakan adalah masyarakat petani dan peternak,
namun kebanyakan tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang bisnis
peternakan dan pertanian yamg mereka geluti.. Menjalankan tradisi yang sudah
ada dengan ilmu pengetahuan seperlunya, itulah yangmereka terapkan tanpa
disertai dengan inovasi-inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan hasil agar
lebih maksimal.
Ini sebuah peluang yang mau menggeluti bisnis peternakan, terutama penggemukan
kambing gibas secara proffesional karena mempunyai potensi yang sangat besar jika
dikelola secara serius disertai dengan penguasaan ilmu pengetahuan yang cukup
untuk beberapa hal yang berkaitan dengan bisnis penggemukan kambing. Tentu kita
harus rajin mencari inovasi-inovasi baru tentang methode penggemukan kambing
gibas melalui berbagai macam sumber, terutama dari pelatihan-pelatihan yang
diadakan Paguyuban Maju Mapan.
Hal yang perlu dilakukan dalam ternak kambing :
Pembuatan kandang.
Design kandang dibuat sedemikian rupa agar pada saat makan posisi tubuh kambing
benar-benar dalam posisi yang baik, karena akan berpengaruh pada proses
metabolism.
Penampungan kotoran juga di design khusus agar kotoran yang dihasilkan bisa
dengan mudah dibersihkan untuk dikumpulkan agar bisa dimanfaatkan sebagai pupuk
organic yang tentu sangat bermanfaat untuk mengganti pupuk-pupuk kimia yang
secara jangka panjang akan sangat merugikan para petani maupun merugikan
lingkungan, karena pemakaian pupuk kimia akan merusak struktur tanah yang akan
berpengaruh pada kesuburan tanah itu sendiri dan membahayakan lingkungan secara
umum. Dengan menggunakan pupuk organic yang baik disertai pengetahuan yang
cukup untuk mengaplikasikan, tentu akan sangat berdampak pada ekosistem,
mikroba maupun lingkungan hidup secara umum.
Oleh karena itu dengan adanya pola penggemukan kambing methode terbaru ini akan
berdampak positif di bidang pertanian.
Untuk ukuran kandang yang paling ideal adalah 3meter x 1,5 meter untuk 10 ekor
kambing, karena jenis kambing gibas adalah jenis kambing kelompok, maka ukuran
yang terlalu lebar hanya akan memboroskan ruangan, karena jenis kambing ini
akan lebih suka bergerombol
Pemilihan bibit.
Pada saat memilih bibit memang harus berhati-hati dan teliti, karena kesalahan
dalam pemilihan bibit akan berpengaruh pada hasil akhir yang bisa dinikmati
oleh peternak.
Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih agar benar-benar
mendapatkan sesuai yang diharapkan. Adapun kriteria yang harus diperhatikan
adalah sbb:
1. Mata (pilih mata yang bening, bukan yang kemerahan)
2. Mulut (pilih yang bersih dan tidak berlendir)
3. Tulang belakang (bentuk yang lurus, tidak melengkung ke bawah)
4. Wilayah dada (bentuknya agak menonjol)
5. Ekor (bentuk yang melebar, bukan yang berbentuk seperti cambuk)
berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk yang ekornya berbentuk
cambuk, hasilnya tidak bisa maksimal, kecepatan pembentukan daging terlalu
lamban.
Sedangkan untuk yang ekor lebar telah dirasakan oleh beberapa peternak, bahwa
hasilnya lebih maksimal dan target penggemukan selama 3 bulan bisa terwujud.
Perlu diperhatikan bahwa untuk pemilihan bibit, usia kambing harus sudah
mencapai 4 bulan , dengan pertimbangan bahwa mulai usia 4 bulan, tubuh kambing
telah berkonsentrasi pada pembentukan daging, sehingga akan lebih mudah
digemukkan. Jika usia kambing masih di bawah 4 tahun, tubuh kambing masih dala
proses pembentukan tulang, sehingga untuk digemukkan akan memakan waktu yang
lebih lama, dan tentu akan mempengaruhi perputaran modal yang telah kita
keluarkan.
\terlalu lama memelihara akan berakibat pada perputaran modal yang kurang
cepat, cost operasional akan semakin tinggi, dan tentu mempengaruhi profit yang
akan kita terima.
Pembuatan pakan.
Ada beberapa jenis bahan dasar untuk pembuatan pakan yang bisa dipilih, disesuaikan
dengan lingkungan sekitar. Jika di lingkungan banyak terdapat jerami, maka
sebagai bahan dasar makanan, bisa menggunakan jerami.
Adapun beberapa jenis bahan yang bisa dipakai untuk bahan dasar pembuatan
makanan kambing tersebut, antara lain :
jerami, dari tanaman pertanian (padi, jagung, tebu, kedelai dll)
kulit umbi-umbian (kulit singkong, ubi jalar dll)
kulit kacang-kacangan (kulit kacang tanah, kulit kopi dll).
Sayur-sayuran (untuk menekan biaya, bisa menggunakan sisa-sisa sayur dari
pasar)
daun-daunan, baik yang masih basah maupun yang telah kering
terlebih dahulu bahan dasar harus difermentasi sebelum diberikan pada kambing.
Waktu yang dibutuhkan berbeda beda antara bahan dasar yang satu dengan yang
lain.
Untuk jenis-jenis bahan kering, proses fermentasi membutuhkan waktu 24 jam,
sedangkan untuk jenis-jenis basah (daun basah/hijau) hanya membutuhkan waktu 3
jam dan telah siap diberikan pada kambing.
Pemeliharaan kesehatan
untuk memelihara kesehatan ternak kambing dengan metode ini cenderung lebih
mudah, karena consentrat yang dimakan setiap hari, telah memenuhi standart
kecukupan gizi atau gampangnya istilah “empat sehat lima sempurna, tentu
kambing lebih tahan terhadap serangan penyakit, namun jika ternyata tetap ada
yang terserang penyakit, maka kita memang harus segera mengambil
langkah-langkah penyembuhan.
Jika pemeliharaan baik dan pengolahan konsentrat makanan sempurna maka, bau
kambing yang biasanya menyengat akan hilang dan cenderung tidak berbau.
Demikian juga dengan bau kandang, dengan sendirinya akan terbebas dari bau
kotoran yang sangat mengganggu lingkungan.
Melihat kenyataan seperti itu, maka untuk penggemukan kambing dengan cara ini
bisa juga diterapkan di wilayah pinggiran kota.
Masa panen
panen bisa dilakukan setiap 3 bulan sekali setelah berat badan kambing mencapai
sandart berat badan yang kita inginkan agar target harga jual yang telah kita
tentukan akan dapat tercapai.
Untuk idealnya target harga yang harus terealisir adalah harga akan mencapai
minimal rp. 1.000.000,- per ekor setelah kita pelihara selama 3 bulan.
Untuk usia 4 bulan, harga pasar saat ini tidak lebih dari rp. 425.000,- per
ekor
dengan demikian proyeksi hasil yang akan kita terima 3 bulan yang akan dating
adalah sebagai berikut :
harga jual rp. 1.000.000,-
modal kambing rp. 425.000,-
biaya pakan rp. 900.- x 3 bulan = rp. 81.000.-
rp. 506.000,-
jumlah keuntungan kotor rp. 494.000,-
jumlah keutungan tersebut belum dikurangi dengan biaya lain-lain yang pasti
timbul. Tentu keuntungan tersebut akan sangat kita rasakan manfaatnya jika kita
tidak hanya memelihara 1 ekor.
Jika memelihara 10 ekor, tentu nilai keuntungan tersebut tinggal mengalikan
sesuai dengan jumlah kambing yang kita miliki. Misalnya punya 10 ekor berarti
keuntungan kotor yang akan diterima sebesar
rp. 494.000,- x 10 = rp. 4.940.000,-
hasil yang cukup prospektif untuk tahap-tahap awal.
PETERNAK KAYA
Jika anda memulai dengan 1 ekor tentu tidak mungkin langsung panen besar dalan
3 bulan. Anda harus melakukan sirkulasi modal dengan seksama setiap tri wulan
dengan cara hasil penjualan kambing yang telah di panen akan langsung digunakan
untuk pembibitan lagi dengan rumus 1 ekor kambing besar dijual, hasil penjualan
akan dibelikan 2 ekor kambing bibit (usia 4 bulan).
Inilah yang akan terjadi selama 3 tahun ke depan :
kesimpulan :
dari 1 ekor yang anda kembangkan selama 3 tahun akan berkembang menjadi 4.192
ekor, jika harga jual per ekor rp. 1.000.000,- maka nilai kambing anda saat itu
adalah rp.1.000.000,- x 4.192 = rp. 4.192.000.000,-
ini bukan hanya teori tapi bisa anda wujudkan dengan usaha yang serius dan
kemauan yang kuat
Perikanan
kotoran ternak/kambing yang telah dikembangkan denga pola hcs, sangat bagus
untuk bahan pakan ikan budidaya, baik yang budidaya di tambak maupun di kolam,
karena kotoran yang telah diolah sedemikian rupa dengan resep hcs maka akan
memicu pertumbuhan mikro plankton sebagai makanan ikan.
Jika mikro plankton berlimpah maka petumbuhan ikan secara alami akan lebih
cepat, dan tentu panenpun akan lebih cepat dengan hasil yang lebih
menggembirakan.
Makin cepat panen, tentu akan mengurangi biaya operasional. Jika hasil lebih
meningkat, maka akan menghasilkan keuntungan yang lebih meningkat pula.
Dengan demikian akan terjadi peningkatan hasil yang sangat signifikan jika pola
ini benar-benar diterapkan.